![]() |
Kitadankata.com -- Di tengah pesatnya perkembangan zaman, menjaga hafalan Al-Qur’an bukan perkara mudah. Tuntutan kehidupan, akses tanpa batas ke dunia digital, dan derasnya informasi membuat fokus dan konsistensi menjadi ujian berat. Namun, di balik semua itu, kiprah muslimah penghafal Al-Qur’an tetap bersinar. Mereka terus berjuang menjaga kalamullah dalam dada, meski dunia menawarkan banyak pengalihan.
Hafalan di Antara Aktivitas
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
إِنَّمَا مَثَلُ صَاحِبِ القُرْآنِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الإِبِلِ المُعَقَّلَةِ، إِنْ عَاهَدَ عَلَيْهَا أَمْسَكَهَا، وَإِنْ أَطْلَقَهَا ذَهَبَتْ
"Sesungguhnya perumpamaan orang yang menghafal Al-Qur'an seperti pemilik unta yang di ikat. Jika dia menjaganya, maka dia dapat menahannya. Tetapi jika dia melepaskannya, unta itu akan pergi." (Shahih Bukhori - 5031)
Menjaga hafalan Al-Qur'an butuh ikatan kuat dengan waktu, niat, dan hati.
Teknologi: Tantangan dan Solusi
Zaman modern membawa dua wajah. Di satu sisi, ia menyuguhkan banyak gangguan; di sisi lain, ia memberi alat bantu luar biasa. Muslimah cerdas memanfaatkannya: dari aplikasi pengingat muraja’ah, kanal dakwah tahfiz di media sosial, hingga komunitas online penghafal Qur’an. Teknologi menjadi sarana, bukan halangan.