Kitadankata.com - Meski usia terus bertambah, semangat untuk mendekat kepada Al-Qur’an seharusnya tak pernah pudar. Justru di usia emas, ketika kesibukan dunia mulai berkurang dan waktu luang semakin luas, itulah momen terbaik untuk memperkuat hubungan dengan Allah dan memperdalam makna kalam-Nya.
Namun, berdakwah kepada kalangan lansia membutuhkan pendekatan yang lebih lembut, penuh penghormatan, dan bijak dalam memahami kondisi fisik maupun emosional mereka. Syiar Al-Qur’an di usia lanjut bukan hanya mungkin dilakukan, tapi justru sangat penting.
Mengapa Syiar Al-Qur’an Penting di Usia Lanjut?
1. Usia yang Mendekati Akhir
Rasulullah Saw. bersabda :
أَعْمَارُ
أُمَّتِـي مَا بَيْنَ السِّتِّيْنَ إِلَى السَّبْعِيْنَ وَأَقَلُّهُمْ مَنْ
يَجُوزُ ذَلِكَ
“Usia umatku antara enam puluh sampai tujuh puluh tahun, dan sedikit dari mereka yang melampaui itu.” (HR. Ibnu Majah: 4236, Syaikh Al Albani mengatakan: hasan shahih)
Hadis ini menjadi pengingat bahwa masa lansia adalah fase yang sangat dekat dengan akhir kehidupan. Maka mendekat kepada Al-Qur’an menjadi salah satu bentuk persiapan terbaik menuju husnul khatimah.
2. Waktu yang Lebih Luang
Setelah masa muda yang sibuk bekerja dan membesarkan anak, banyak lansia yang mulai tenang di rumah. Ini peluang besar untuk menghadirkan Al-Qur’an dalam rutinitas mereka.
3. Kebutuhan Akan Ketenangan Batin
Al-Qur’an menjadi obat hati dan penenang jiwa, terutama di usia lanjut ketika kesehatan dan fisik sudah tidak sekuat dulu. Allah Swt. berfirman :
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْاٰنِ مَا هُوَ شِفَاۤءٌ وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَۙ وَلَا يَزِيْدُ الظّٰلِمِيْنَ اِلَّا خَسَارًا
“Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman sedangkan bagi orang-orang zalim (Al-Qur’an itu) hanya akan menambah kerugian.” (QS. Al-Isra’: 82)
Strategi Bijak Mendakwahi Lansia
1. Gunakan Bahasa yang Sederhana dan Hormat
Sampaikan dakwah dengan bahasa yang akrab, ramah, dan mudah dipahami. Hindari istilah teknis yang membingungkan, dan selalu hadirkan rasa hormat terhadap usia dan pengalaman mereka.
2. Tawarkan Kegiatan yang Ringan dan Bermakna
Aktivitas seperti ngaji rutin berdurasi singkat, tadabbur surat-surat pendek, hafalan ayat pilihan secara bertahap, serta kajian tematik tentang surga, rahmat Allah, atau keutamaan dzikir bisa menjadi jalan untuk mendekatkan mereka pada Al-Qur’an.
3. Libatkan Lansia sebagai Penguat Bukan Objek
Berikan peran aktif bagi lansia, seperti memimpin tahlilan, menyampaikan kultum, atau membimbing cucu belajar mengaji. Hal ini menumbuhkan rasa percaya diri dan perasaan dihargai.
4. Fasilitasi dengan Alat Bantu
Sediakan mushaf dengan huruf besar, audio Al-Qur’an, atau bahkan pembelajaran berbasis video. Alat-alat ini sangat membantu lansia yang mulai mengalami kesulitan penglihatan atau membaca.
5. Bangun Komunitas yang Ramah Lansia
Buat majelis lansia yang santai tapi konsisten. Kehangatan dan perhatian membuat mereka lebih mudah menerima ilmu.
Keteladanan Rasul dalam Berdakwah kepada Orang Tua
Rasulullah Saw. dikenal sangat lembut dan penuh kasih terhadap orang-orang tua. Beliau tidak pernah membentak atau mempermalukan mereka, bahkan saat terjadi perbedaan pendapat. Akhlak inilah yang membuat dakwah beliau begitu diterima dan menyentuh hati. Ini menjadi pelajaran penting: syiar Al-Qur’an akan lebih mudah diterima jika disampaikan dengan kelembutan, bukan tekanan.
Usia bukanlah penghalang untuk belajar dan mencintai Al-Qur’an. Bahkan bisa jadi, ayat-ayat yang baru dibaca di usia tua itulah yang kelak menjadi penolong di hari akhir. Mari kita bantu para orang tua dan lansia di sekitar kita untuk semakin dekat dengan kalam-Nya. Dengan cara yang santun, bijak, dan penuh kasih sayang, kita bisa menyemarakkan cahaya ilahi di usia senja mereka.
Wallahu a'lam bishawab...
Penulis : Fadhilah