Rabu, 30 Juli 2025

Langkah Cerdas Menumbuhkan Cinta Al-Qur'an pada Hati Anak

Langkah Cerdas Menumbuhkan Cinta Al-Qur'an pada Hati Anak

Kitadankata.com -- Al-Qur’an adalah pedoman hidup yang diturunkan Allah sebagai cahaya bagi umat manusia. Menumbuhkan cinta Al-Qur’an pada hati anak adalah investasi spiritual terbesar bagi masa depan mereka. Cinta yang tertanam sejak dini akan tumbuh menjadi karakter, akhlak, dan cara hidup. Namun, mencintai Al-Qur’an bukanlah proses instan. Ia butuh pendekatan yang bijak, lembut, dan penuh hikmah.

Sebagaimana pohon yang tumbuh dengan air dan sinar matahari, hati anak pun memerlukan siraman ruhani dan kehangatan kasih sayang agar Al-Qur’an bersemayam di dalamnya. Maka, berikut ini adalah langkah-langkah cerdas dan strategis untuk menumbuhkan cinta Al-Qur’an dalam hati anak, disertai sinkronisasi dengan ayat Al-Qur’an dan keteladanan Nabi Muhammad ﷺ.

1. Tanamkan Konsep “Al-Qur’an adalah Hadiah dari Allah”

Anak-anak sangat menyukai hadiah. Maka ajarkan bahwa Al-Qur’an adalah “surat cinta” dari Allah, Dzat yang menciptakan mereka, yang menyayangi mereka melebihi siapa pun. Ajarkan bahwa setiap ayat dalam Al-Qur’an membawa kebaikan, petunjuk, dan rahmat. Sehingga sejak awal, mereka memandang Al-Qur’an sebagai sesuatu yang menyenangkan.

قَدْ جَآءَكُم مِّنَ ٱللَّهِ نُورٌۭ وَكِتَـٰبٌۭ مُّبِينٌۭ • يَهْدِى بِهِ ٱللَّهُ مَنِ ٱتَّبَعَ رِضْوَٰنَهُۥ سُبُلَ ٱلسَّلَـٰمِ

"Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan Kitab yang menerangkan. Dengan kitab itu Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridaan-Nya ke jalan keselamatan." (QS. Al-Ma'idah: 15–16)

Gunakan kalimat sederhana seperti: “Allah sayang sekali sama kamu, makanya Allah beri kamu Al-Qur’an, supaya hidupmu bahagia dan selamat.”

Pinterest

2. Libatkan Anak dalam Aktivitas Emosional Terkait Al-Qur’an

Ajak anak terlibat langsung dengan kegiatan Qur’ani yang menyentuh hati mereka. Misalnya:

• Menonton video anak-anak penghafal Al-Qur’an dan bertanya, “Kamu ingin jadi seperti mereka?”

• Menangis bersama ketika mendengarkan kisah dari Al-Qur’an seperti kisah Nabi Yunus yang ditelan ikan.

Aktivitas semacam ini mengikat emosi anak kepada Al-Qur’an. Ketika perasaan mereka tersentuh, maka cinta akan tumbuh secara alami.

3. Kenalkan Sosok Rasulullah sebagai Sahabat Al-Qur’an

Anak-anak butuh tokoh panutan. Maka kenalkan Nabi Muhammad ﷺ sebagai sahabat terbaik Al-Qur’an, seseorang yang membaca, mengamalkan, dan menyebarkan Al-Qur’an sepanjang hidupnya.

Ceritakan bahwa Rasulullah sangat mencintai Al-Qur’an dan merasa gelisah jika satu malam tidak membaca wahyu-Nya. Bahkan beliau menangis ketika mendengarkan bacaan ayat tentang tanggung jawab sebagai utusan Allah. Beri tahu anak bahwa mencintai Al-Qur’an adalah salah satu cara kita menyenangkan hati Nabi kita yang mulia.

Pinterest

4. Buat Momen Khusus “Waktu Bersama Al-Qur’an”

Di antara banyak kesibukan dan kegiatan anak, sediakan waktu khusus untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai teman. Bisa pagi hari sebelum sekolah, atau malam hari sebelum tidur.

Bukan hanya untuk membaca, tapi juga untuk:

• Menyimak cerita dari Al-Qur’an.

• Mendengarkan lantunan ayat bersama.

• Menulis ayat indah dan menggambarkannya.

Misalnya, ajarkan ayat tentang alam:

وَٱلسَّمَآءَ بَنَيْنَـٰهَا بِأَيْيْدٍۢ وَإِنَّا لَمُوسِعُونَ

"Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya." (QS. Adz-Dzariyat: 47)

Lalu ajak anak menggambar langit malam, menyambungkan kreativitas mereka dengan ayat-ayat Allah. Al-Qur’an akan terasa menyenangkan.

5. Hindari Ancaman Saat Mengajarkan Al-Qur’an

Kesalahan umum dalam pendidikan Al-Qur’an adalah mengaitkannya dengan rasa takut. Anak dimarahi karena salah tajwid, diancam jika tidak hafal, atau dipermalukan di depan teman.

Padahal cinta tidak tumbuh dari tekanan, tapi dari kehangatan.

Rasulullah ﷺ tidak pernah membentak anak-anak saat mengajarkan Islam. Beliau lembut, memotivasi dengan harapan surga dan pahala. Saat Abdullah bin Abbas masih kecil, Nabi bersabda:

"Wahai anak kecil, aku akan ajarkan kepadamu beberapa kalimat: Jagalah Allah, maka Allah akan menjagamu…" (HR. Tirmidzi)

Pinterest

6. Kenalkan Anak pada Ayat yang Relevan dengan Dunia Mereka

Banyak ayat dalam Al-Qur’an yang sangat dekat dengan dunia anak. Misalnya:

• Tentang alam: “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana unta diciptakan?” (QS. Al-Ghasyiyah: 17)

• Tentang hewan: kisah semut Nabi Sulaiman (QS. An-Naml: 18)

• Tentang keluarga: “Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya (orang tuamu) …” (QS. Al-Isra’: 24)

Sampaikan bahwa Al-Qur’an membahas apa yang mereka alami. Ini membuat anak merasa Al-Qur’an bukan hanya untuk orang dewasa, tapi juga untuk mereka.

7. Sisipkan Nilai Kehidupan dari Ayat-ayat Sederhana

Anak bisa mencintai Al-Qur’an karena merasa ia bermanfaat dan relevan. Maka ajarkan makna ayat dengan konteks keseharian. Misalnya:

• QS. Al-Hujurat: 11 tentang tidak boleh mengejek teman.

• QS. Luqman: 18–19 tentang bersikap rendah hati dan tidak membentak.

• QS. Al-Ikhlas sebagai pengantar tidur dengan makna “Allah selalu jaga kamu.”

Ketika anak merasa bahwa Al-Qur’an membimbing langkah mereka, mereka akan mencintainya dengan lebih dalam.

Pinterest

8. Beri Ruang Anak Menjadi “Guru Kecil” di Rumah

Ketika anak mulai belajar dan menghafal, beri kesempatan mereka mengajarkan kembali kepada adik atau orang tuanya. Minta mereka membacakan surah pendek, menjelaskan arti sederhana, atau memimpin doa bersama. Peran ini akan membuat mereka merasa dihargai, dan menumbuhkan rasa tanggung jawab atas Al-Qur’an yang mereka ketahui.


Cinta kepada Al-Qur’an tidak bisa dipaksa. Ia harus ditumbuhkan. Tumbuh dari perhatian, dari lingkungan yang mendukung, dan dari pengalaman emosional yang menyenangkan. Maka, orang tua yang ingin anaknya menjadi pecinta Al-Qur’an, harus menjadi pelayan cinta itu, bukan sekadar pengajar, tapi penumbuh rasa.

Satu hari nanti, anak-anak yang tumbuh dengan cinta kepada Al-Qur’an akan tumbuh menjadi pribadi tangguh yang tahu ke mana arah hidupnya. Sebab ia telah menjadikan wahyu sebagai lentera di jalannya.


Penulis: A'yun