Kitadankata.com -- Dalam dunia pendidikan islam, peran seorang guru tidak hanya sebatas mentransfer ilmu, tetapi juga sebagai teladan dalam akhlak dan kehidupan. Seorang guru Qur’ani adalah pendidik yang menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman utama dalam mengajar, bersikap, dan membina murid-muridnya. Ia bukan hanya mengajarkan ayat-ayat suci, tetapi juga menghidupkan nilai-nilai Al-Qur’an dalam perilaku sehari-hari.
1. Meneladani Akhlak Rasulullah SAW
Rasulullah SAW adalah manusia yang berakhlak Qur'ani. Ketika Siti Aisyah radhiyallahu 'anha ditanya akhlak beliau, ia menjawab:
كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ
"Akhlaknya adalah Al-Qur'an." (HR. Muslim)
Guru Qur’ani berusaha menjadikan dirinya cerminan dari Al-Qur’an, seperti Rasulullah yang mempraktikkan ajaran ilahi dalam kehidupan nyata. Ia mendidik dengan penuh kesabaran, kelembutan, kasih sayang, dan kejujuran.
2. Mengajar dengan Hati, Bukan Sekedar Lisan
Pendidikan yang Qur’ani tidak hanya menuntut kecakapan intelektual, tetapi juga keikhlasan dan kesungguhan hati. Seorang guru Qur’ani mengajarkan dengan cinta, mengarahkan bukan memaksa, membimbing bukan menghakimi. Ia sadar bahwa keberhasilan pendidikan tidak hanya diukur dari nilai akademis, tetapi dari perubahan akhlak dan kedekatan murid dengan Allah.
3. Menambah Nilai-Nilai Tauhid dan Ketakwaan
Seorang guru Qur’ani senantiasa menanamkan bahwa ilmu adalah jalan menuju Allah. Ia mengaitkan pelajaran dengan makna ruhani, menumbuhkan rasa syukur, sabar, dan tawakal. Ia mengingatkan murid bahwa tujuan belajar bukan sekadar sukses dunia, tetapi kebahagiaan akhirat.
Sebagimana firman Allah:
هُوَ الَّذِيْ بَعَثَ فِى الْاُمِّيّٖنَ رَسُوْلًا مِّنْهُمْ يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِهٖ وَيُزَكِّيْهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ
Artinya: "Dialah yang mengutus seorang Rasul (Nabi
Muhammad) kepada kaum yang buta huruf dari (kalangan) mereka sendiri, yang
membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka, serta
mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah" (QS. Al-Jumuah: 2)
4. Menjadi Teladan dalam Perilaku
Guru Qur’ani bukan hanya dituntut untuk banyak tahu, tetapi juga menjadi panutan. Ia adalah figur yang menjaga shalat, berkata lembut, menepati janji, dan menjauhi ghibah. Murid akan lebih mudah mengikuti jika gurunya terlebih dahulu menjalani apa yang diajarkan.
5. Membentuk Generasi Cinta Al-Qur'an
Dengan pendekatan yang lembut, penuh hikmah dan kedekatan ruhani, guru Qur’ani membantu murid mencintai Al-Qur’an. Ia tidak hanya membimbing bacaan dan hafalan, tetapi juga tafsir dan pengamalan. Ia meyakini bahwa generasi Qur’ani akan lahir dari proses pendidikan yang dilandasi oleh keteladanan.
Menjadi guru Qur’ani adalah panggilan jiwa yang luhur. Ia bukan hanya tugas dunia, tapi ladang pahala akhirat. Dalam setiap huruf yang dia ajarkan, dalam setiap akhlak baik yang ia tanamkan, ada pahala yang terus mengalir. Di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks, kehadiran guru Qur’ani adalah harapan untuk lahirnya generasi yang berilmu, beradab, dan dekat dengan Rabb-nya.
Wallahu 'alam bishawab . . .
Penulis : Zakiaaa