Minggu, 03 Agustus 2025

Ilmu Tajwid: Kunci Keindahan dan Ketepatan Dalam Membaca Al-Qur'an


Kitadankata.com -- Membaca Al-Qur'an bukan sekadar melafalkan huruf-huruf Arab yang tersusun dalam mushaf. Itu adalah ibadah yang penuh adab, ilmu, dan ketundukan. Di antara ilmu yang wajib dipelajari dalam membaca Al-Qur'an adalah ilmu tajwid. Bukan tanpa sebab, tajwid menjadi kunci agar bacaan Al-Qur’an tidak hanya terdengar indah, tapi juga tepat sesuai dengan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Mempelajari ilmu ini bukan hanya sekadar kewajiban bagi umat Muslim, tetapi juga merupakan perjalanan spiritual yang mendalam untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. 

Makna Tajwid dan Pentingnya

Secara bahasa, tajwid berarti melakukan sesuatu dengan elok dan indah atau bagus dan membaguskan. Sedangkan secara istilah, tajwid adalah ilmu yang mempelajari cara melafalkan huruf-huruf dalam Al-Qur'an dengan benar, sesuai makhorijul huruf (tempat keluar-masuk huruf) dan sifatul huruf (cara pengucapan huruf). Tajwid menjaga bacaan dari kesalahan yang bisa mengubah arti, bahkan terkadang merusak makna. 

Para ulama menyatakan bahwa hukum bagi mempelajari tajwid adalah fardhu kifayah tetapi mengamalkan tajwid ketika membaca Al-Qur'an adalah fardhu 'ain atau wajib kepada lelaki dan perempuan yang mukallaf atau dewasa.  

Allah SWT berfirman dalam surah Al-Muzzammil: 

اَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْاٰنَ تَرْتِيْلًاۗ 


Artinya: "Atau lebih dari (seperdua) itu, dan bacalah Al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan (tartil)." {QS. Al-Muzzammil: 4}

Ayat ini menjadi dalil utama pentingnya membaca Al-Qur’an dengan tartil, yaitu bacaan yang pelan, jelas, dan mengikuti aturan tajwid. Tartil bukan hanya soal lambat atau cepat, tapi tentang ketepatan dan penghayatan.

Betapa banyak di antara kita yang sudah fasih membaca, namun tanpa tajwid yang benar, bacaan bisa melesat dari maksudnya. Karena itulah, tajwid hadir  bukan untuk membebani, melainkan membimbing agar kalam Allah dibaca sebagaimana mestinya. 

Keindahan yang Terjaga

Coba bayangkan, ketika seseorang melatunkan Al-Qur'an dengan tajwid yang tepat, maka tiap huruf, dengung, mad, dan qalqalah mengalir merdu dan menyejukan hati yang mendengar. Itukah sebabnya para imam besar dari qari terkenal begitu dicintai, karena mereka menjaga kemurnian bacaan dengan ilmu tajwid yang kokoh. 

Keindahan Al-Qur'an bukan hanya soal suara, tetapi terutama pada ketaatan terhadap kaidah tajwid. Inilah bentuk penghormatan terhadap Al-Qur’an sebagai kalamullah. Bacaan yang tepat mampu menghadirkan kekhusyukan, menggugah hati, bahkan mengubah suasana.

Tajwid dan Tradisi Islam

Rasulullah SAW sendiri menerima wahyu dengan bacaan yang jelas dan teratur. Para sahabat belajar langsung dari beliau, dan generasi setelahnya terus menjaga bacaan ini dengan sangat hati-hati. Maka tak heran, belajar tajwid menjadi bagian dari pelestarian tradisi dan warisan kenabian. 

Allah SWT juga berfirman:  

وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْاٰنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُّدَّكِرٍ 


Artinya: "Dan sungguh, kami telah memudahkan Al-Qur'an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?" {QS. Al-Qamar:17}

Kemudahan yang dijanjikan Allah bukan berarti mengabaikan kaidah. Justru, tajwid menjadi jalan agar kita bisa membaca dan memahami Al-Qur’an dengan benar dan sesuai petunjuk.

Menjadikan Tajwid sebagai Prioritas


Sebagian orang mungkin merasa tajwid sulit, rumit, atau terlalu teknis. Namun sesungguhnya, dengan bimbingan guru dan latihan yang konsisten, ilmu ini akan terasa ringan dan menyenangkan. Setiap huruf yang dibaca dengan benar, sejatinya adalah bentuk cinta kita kepada Al-Qur’an.

Bagi siapa pun yang ingin mendekat pada Al-Qur’an, jangan lewatkan tajwid. Ini bukan soal menjadi qari profesional, tapi tentang tanggung jawab dan adab kita sebagai umat Muslim. Membaca Al-Qur’an dengan benar adalah bukti kita menghargai kalam Allah dengan sebaik-baiknya penghormatan.

Ilmu tajwid bukan sekadar teori atau hafalan. Ia adalah seni dalam ibadah, dan upaya untuk menjaga keaslian wahyu. Dengan tajwid, kita tidak hanya memperindah bacaan, tapi juga menunjukkan kedalaman rasa syukur kita atas nikmat Al-Qur’an.

Rasulullahh SAW bersabda: 

مَن لَم يَتَغنَّ بِالقُرآنِ فَليسَ مِنَّا


"Barang siapa yang tidak memperindah (suara) bacaan Al-Qur'an, maka ia bukan dari golongan kami." (HR. Bukhori)

Hadis ini mengisyaratkan bahwa membaca Al-Qur’an dengan baik, termasuk memperindah dan memperbaiki bacaannya, adalah bagian dari sunnah Nabi yang mulia.

Maka, mari kita terus belajar, memperbaiki, dan memperindah bacaan kita. Karena di balik setiap huruf yang kita baca dengan benar, ada pahala, ada keberkahan, dan ada cinta dari Allah yang tak pernah bertepi.

Wallahu 'alam bishawab


Penulis : Zakiaaa